Kata
Pengantar
Peran SKM terhadap Ibu dan Anak sangatlah penting, karena kesehatan merupakan hal yang sangat didambakan semua
orang, kaya, miskin, tua dan muda semua menginginkan hidup sehat. Bahkan banyak
orang yang rela mengeluarkan biaya yang besar untuk berobat ke dokter bahkan ke
luar negeri, semua itu dilakukan karena ingin memiliki tubuh yang sehat. Peran
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) adalah salah satu tenaga di bidang kesehatan
yang memiliki ilmu manajemen yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu disusunlah makalah tentang Peran SKM terhadap Kesehatan Ibu dan Anak. .
Hal-hal yang menjadi masalah dan kendala dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat menjadi prioritas dalam penulisan makalah ini, sehingga berbagai
elemen masyarakat dan instansi terkait dilibatkan dalam mengambil data dan
informasi sebagai bahan acuan.
Kami menyadari belum semua tertuang dalam makalah
ini, namun setidaknya dapat sedikit membuka wawasan begitu pentingnya kesehatan
terutama untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Diucapkan terima kasih kepada seluruh elemen
masyarakan serta instansi terkait atas bantuan yang diberikan. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas amal kebaikan semuanya.
Kritik
dan saran sangat kami harapkan agar pada terbitan berikutnya dapat diperbaiki.
Baturaja, Juni 2013
Tim Penyusun
BAB I
Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan ibu dan anak, upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesehatan kepada masyarakat. Tujuan program
kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat
pencapaian target Pembangunan Kesehatan, serta meningkatnya derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Tujuan Khusus .Meningkatnya kemampuan
ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan
keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna
Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) adalah salah satu tenaga di bidang kesehatan yang memiliki ilmu manajemen yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Ditinjau dari kurikulum pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat maka kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) khususnya jurusan administrasi kebijakan kesehatan dalam kaitannya dengan manajemen puskesmas sudah memadai. Dimana kompetensi yang dimiliki yaitu mencakup: (1) memiliki kemampuan menganalisis dan sintesis permasalahan kesehatan masyarakat dan upaya mengatasi masalah tersebut (2) memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun, mengelola dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat, dan (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun proposal penelitian, manajemen kesehatan dan melaksanakannya dengan baik.
Tanpa disadari bahwa tugas atau area profesi kesehatan masyarakat sangat luas. Peningkatan kesehatan (promotif) dan juga pencegahan penyakit ( preventif) merupakan salah satu keahlian Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dimana kegiatan riil ini untuk mencegah terjadinya berbagai masalah kesehatan, khususnya yang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat (penyakit berbasis lingkungan). Kompetensi yang dimiliki SKM sangatlah cocok untuk diaplikasikan di wilayah kerja Puskesmas dimana berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kemampuan yang dimiliki Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sangatlah bermanfaat dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan. Misalnya pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), kasus ini sebenarnya bisa dicegah jika para profesi kesehatan masyarakat ditempatkan dengan baik di struktural pemerintah. Dimana disesuaikan bidang yang ditekuni, namun realita yang ada pemeritah melalui Departemen Kesehatan serta jajarannya belum memnafaatkan profesi kesehatan masyarakat secara maksimal. Masih banyak kegiatan yang seharusnya dapat ditangani oleh profesi kesehatan masyarakat, tetapi belum dianggap perlu. Sisi lain jika penyakit sudah mewabah, pemerintah kemudian bertanya-tanya mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Hal-hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tentunya memberi peluang bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) untuk memimpin Puskesmas atau menjadi seorang kepala Puskesmas dimana seorang kepala Puskesmas yang merupakan ahli kesehatan masyarakat mampu melakukan berbagai kreasi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Peran SKM Dalam Pembangunan
Kesehatan
Pembangunan kesehatan ditujukan pada terwujudnya
derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Derajad kesehatan masyarakat menurut
Hl. Blum dipengaruhi oleh 4 faktor diantaranya lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan herediter. Dari keempat faktor tersebut faktor perilaku
(behaviour) merupakan salah satu faktor yang dapat diintervensi dengan salah
satu kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat beraktualisasi dalam upaya - upaya
kesehatan seperti upaya promotif , preventif. Sedangkan upaya curatif dan
rehabilitatif merupakan wilayah klinik.
Upaya - upaya promotif dan preventif kesehatan perlu
diperbanyak dengan program - program kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat
miskin atau masyarakat marginal. Upaya peningkatan kualitas hidup selain
mengangkat masalah pengentasan kemiskinan, melek huruf juga kualitas kesehatan
sangat penting. Guna menjalankan upaya promotif dan preventif tentunya
dilakukan dengan pendekatan manejemen. Menurut Terry P,O,A,C , ada istilah lain
P1, P2 dan P3.
Sarjana kesehatan masyarakat juga harus memiliki
kompetensi pemecahan masalah (problem solving). Masalah - masalah yang timbul
di masyarakat kita ini diperngaruhi oleh banyak faktor, sehingga perlu
identifikasi masalah yang mendalam dengan didukung data - data yang akurat dan
reliable.
Selain kompetensi pemecahan masalah, tentunya
kompetensi peneliti di bidang kesehatan harus dimiliki, sehingga kemampuan
statistik dan metode penelitian harus kuat baik metode penelitian kualitatif
maupun metode penelitian kuantitaif.
Sehingga dari sedikit ulasan tersebut minimal peran
SKM di dalam pembangunan kesehatan di negara kita ini dapat diwujudkan dalam
bentuk menjadi manajer yang baik di organisasi kita bekerja, menjadi problem
solver (pemecah masalah) di bidang - bidang pekerjaan yang digeluti, menjadi
pendidik (education) dalam bidang kesehatan masyarakat. Selain dapat menjadi
peneliti di dalam bidang ilmu dan pengetahuan kesehatan.
BAB
II
Peran
SKM dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
Menuju
Hidup Bersih dan Sehat
Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia
tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan
ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masayarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai
masalah san hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi
ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan,
derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan engara-negara
tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan
mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan.
pertama; erubahan pada dinamika kependudukan,
kedua, temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran, ketiga; tantangan
global sebagai akibatdari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,
telekomunikasi dan transportasi,
keempat; perubahan lingkungan, kelima; demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit
serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit
telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan
kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih
meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat
sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran
yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang
memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan
serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku
masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif
untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Dasar-Dasar
Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka
paling sedikit yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar adalah :
1.
Pendidikan tentang masalah kesehatan
umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan
gizi
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
keluarga berencana
5. Imunisasi
6. Pengobatan dan pengadaan obat
Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan
kunci untuk mencapai derajat kesehtaan yang layak bagi semua, maka perencanaan,
pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperukan disamping
harus berdasarkan :
1) Perikemanusiaan
2) Kesehatan sebagai hak asasi
3) Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
4) Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan
upaya kesehatan preventif
5) Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai
kebutuhan
6) Dukungan sumber daya kesehatan
Misi Pembangunan Kesehatan
Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah
ditetapkan misi pembangunan kesehatan (DepKes RI, 1999)
1)
Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat
2010, para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan
pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Oleh
karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai
penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2)
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat
untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan
pembangunan
kesehatan.
3)
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin
tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak hanya berada
ditangan
pemerintah, melainkan mengikutsertakan
masyarakat dan potensi
swasta.
4) Memlihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta
lingkungannya
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.
Strategi
Pembangunan Kesehatan
Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada
kebijakan nasional, mencakup garis besar kegiatan dimana semua sektor yang
terlibat untuk mewujudkan kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang
harus diterapkan adalah (DepKes RS, 1999)
1.
Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan
Setiap
program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan
konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya
lingkungan
sehat dan pembentukan perilaku sehat.
2.
Profesionalisme
Untuk
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dilaksanakan melalui
penerapan
kemajuan ilmu dan teknologi, serta didukung oleh penerapan nilai-nilai
moral
dan etika.
3.
Desentralisasi
Penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah
dan
potensi
spesifik masing-masing daerah. Disamping itu masalah kesehatan banyak
yang
bersifat spesifik daerah. Desentralisasi yang pada inti pokoknya adalah
pendelegasian
wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk
mengatur
sistem pemerintah dan rumah tangga sendiri
dipandang
lebih sesuai untuk pengolahan pembangunan.
Tujuan, Sasaran dan Kebijakan pembangunan Kesehatan
Tujuan
pembangunan kesehatan:
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidp dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah
Indonesia.
Sasaran
Pembangunan Kesehatan :
a) Kerja sama lintas sector
b) Kemandirian masyarakat dan kemitraan
c) Perilaku hidup sehat
d) Lingkungan
sehat
e) Upaya
kesehatan
f) Manajemen
pembangunan kesehatan
g) Derajat kesehatan
Untuk
mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka ditetapkan Kebijakan umum
pembangunan kesehatan (DepKes RI, 2000, Soemantri S, 2001) :
BAB
III
SKM
terhadap Kesehatan Ibu dan Anak
Permasalahan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan
reproduksi masih menjadi fokus penting dalam bidang kesehatan. Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Anak merupakan dua indicator. Penting keberhasilan
pembangunan suatu negara terutama dalam bidang kesehatan , yang menunjukkan
derajat kesehatan Negara tersebut. Kedua indikator tersebut masih cukup tinggi
di negara miskin dan negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sampai saat ini angka kematia n ibu di Indonesia
masih cukup tinggi yaitu sekitar 307 per 100 ribu kelahiran. Sekitar 75 sampai
85 persen kematian ibu disebabkan oleh sebab langsung ( direct causes ), yaitu:
perdarahan post partum, abortus tidak aman, sepsis, persalinan tidak maju dan
hipertensi karena kehamilan (misalnya preeklampsia, eklamsia). Kira-kira 15
sampai 20 persen kematian ibu disebabkan oleh sebab tidak langsung (indirect
causes), antara lain anemia.
Menurut penelitian para ahli, terdapat beberapa hal
penting yang menyebabkan perbedaan status kesehatan ibu di negara
miskin/berkembang dengan ibu di negara maju antara lain wanita hamil dinegara
maju minimal 10 kali melakukan pemeriksaan kehamilan ditenaga kesehatan yang
terampil. Sebaliknya, wanita di negara miskin atau berkembang rata-rata hanya
memeriksakan kehamilan satu atau dua kali selama kehamilannya. Karena sosial
ekonomi yang baik serta kesadaran terhadap kesehatan yang tinggi, wanita di
negara maju mendapatkan gizi yang baik sebelum, selama kehamilan dan selama
menyusui. Mereka menyadari benar bahwa gizi ibu merupakan salah satu kunci yang
menentukan status kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Wanita di
negara berkembang/ miskin belum tentu memiliki cukup uang untuk memenuhi
kebutuhan gizinya dan bahkan mu ngkin terpaksa harus bekerja keras setiap
harinya untuk memenuhi Kebutuhan. Status gizi yang lebih buruk ini membuat ibu
hamil rentan terhadap beberapa penyakit terutama anemia dan penyakit infeksi.
Kaum wanita di negara maju identik dengan tingkat
pendidikan yang tinggi pula. Mereka biasanya memiliki perencanaan reproduksi
secara matang mulai dari kapan menikah, kapan akan hamil, rencana melahirkan
berikut pembiayaannya. Sehingga di nagara maju, kasus kehamilan yang tidak
diinginkan (unwanted pregnancy) jauh lebih rendah dibandingkan negara
berkembang. Hal tersebut tentu juga berimplikasi terhadap angka kejadian aborsi
tidak aman (unsafe abortion). Sebaliknyadi negara berkembang, jangankan
merencanakan masalah pembiayaan, kejadian kehamilannya saja banyak yang tidak
direncanakan. Kita bias cermati di sekitar kita, kejadian anak sekolah yang
terpaksa putus sekolah karena hamil bisa dengan mudah kita jumpai. Kasus wanita
meninggal karena aborsi atau tertangkapnya “dukun” yang melakukan aborsi ilegal
juga sering kita baca di surat kabar.
Selain beberapa hal tersebut, kematian ibu cukup
tinggi di Negara berkembang cukup tinggi juga karena tiga terlambat. Pertama,
sebagian besar wanita hamil tidak mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan
terlambat untuk mengenalinya. Terlambat lainnya adalah keterlambatan ibu hamil
utuk mendapatkan pertolongan. Ini bias disebabkan oleh beberapa alasan, antara
lain “patrilinealisme” yang sangat dipegang oleh masyarakat sehingga untuk
membawa ibu hamil ke pusat pelayanan keseh atan harus mendapatkan persetujuan
suami atau bahkan keluarga besarnya. Selain itu, di daerah terpencil masih ada
kesulitan lain yang cukup mengganggu yaitu masalah transportasi untuk mencapai
pusat layanan kesehatan. Itulah mengapa seringkali ibu hamil da tang ke
pelayanan kesehatan dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Keterlambatan
berikutnya adalah jika ibu hamil bermasalah tersebut sudah sampai ke RS,
seringkali perlu waktu berjam-jam untuk menunggu tenaga kesehatan yang terlatih
karena Jumlahnya di negara berkembang masih sangat terbatas.
Kalau kita cermati, tingginya kematian ibu juga
terkait dengan “tiga terlalu” yaitu terlalu muda/tua, terlalu dekat [jarak
kelahiran], terlalu banyak [jumlah anak]. Untuk mengatasi tiga terlalu ini,
mungkin strategi yang paling tepat adalah keluarga berencana [KB]. KB selama
ini oleh sebagian masyarakat diartikan dengan membatasi jumlah anak. Anggapan
tersebut tidak sepenuhnya benar dan juga tidak bias disalahkan. Keluarga
berencana bisa kita sederhanakan sebagai suatu upaya merencanakan keluarga
untuk mencapai keluarga yang sehat dan bahagia/sejahtera.
Dulu pada era orde baru, ketika program KB sangat
“booming” dan menunjukkan hasil yang luar biasa, kita begitu akrab dengan
slogan “Dua Anak Cukup” atau “Laki Perempuan Sama Saja”, namun saat ini pada
era reformasi program KB dan pemberitaannya seperti tenggelam oleh krisis
ekonomi ataupun berita-berita kriminal. Karena itu, perlu kiranya kita kembali
menyisakan sebagian perhatian kita pada program KB yang ternyata besar
pengaruhnya terhadap kesehatan ibu dan anak.
Program KB dapat bermanfaat untuk ikut menekan angka
kematian ibu. Pertama, untuk pasangan yang baru menikah, KB dilaksanakan dengan
tujuan untuk menunda kehamilan sehingga kejadian kehamilan pada usia yang
terlalu muda bisa dikurangi. Usia yang terlalu muda berpengaruh pada kondisi
alat reproduksi yang belum terlalu siap/ matang untuk kehamilan dan persalinan.
Selain itu secara psikis kesiapan mental untuk menerima kehamilan juga
berpengaruh dalam upaya-upaya untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu,
misalnya dalam masalah ekonomi, asupan gizi serta perawatan selama kehamilan/
ANC. Dengan KB, diharapkan pasangan muda akan hamil pada usia yang matang dan
kehamilan tersebut benar- benar diinginkan dan direnca nakan. Sehingga bias menekan
risiko perdarahan, berat bayi lahir rendah serta aborsi.
Bagi pasangan suami istri yang sudah memiliki anak,
KB bertujuan untuk mengatur jarak antar kelahiran serta membatasi jumlah anak.
Hal tersebut bertujuan agar setiap anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang
yang cukup dari orangtuanya. Berbeda dengan kehamilan yang terlalu dekat dan
banyak, anak terkecil belum “puas” dengan kasih sayang orang tua, ibu sudah
hamil lagi. Sehingga perkembangan fisik dan mental anak kurang optimal.
Kehamilan dan kelahiran yang terlalu dekat dan sering juga terbukti meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak yang dikandungnya. Apalagi
di masa krisis ekonomi seperti ini, perencanaan ekonomi, Termasuk pembiayaan
pendidikan dan kesehatan tentu menjadi pertimbangan betapa pentingnya KB.
Jangan sampai punya banyak anak, tetapi kita mendhalimi mereka dengan tidak
memberikan hak ASI, perhatian, kasih sayang, pendidikan dan kesehatan yang
memang mereka butuhkan.
Karena itu, perlu kiranya pemerintah kembali
memberikan perhatian pada program KB ini. Malah kalau memungkinkan program KB
ini digratiskan untuk golongan masyarakat miskin, sehingga diharapkan risiko
kematian maternal [yang biasanya banyak dialami ibu hamil yang miskin] bis a
dikurangi. Karena salah satu hambatan dalam akses KB adalah masalah pembiayaan.
Bagi keluarga miskin, kebutuhan KB tentu menjadi prioritas yang kesekian
setelah makan dan sandang.
Selain angka kematian ibu, negara miskin dan
berkembang masih harus berhadapan dengan tingginya angka kematian anak.
Penyebab kematian anak antara lain berat badan lahir rendah [BBLR], asfiksia,
pneumonia, campak dan diare. Angka kematian neonatal coba diatasi dengan ante
natal care [ANC] dan penyediaan tenaga kesehatan terlatih [misal bidan delima,
dukun bersalin terlatih]. Tingginya kematian akibat diare biasanya terjadi
karena dehidrasi dan penanganan yang terlambat atau tidak tepat. Untuk
mengatasi hal tersebut, dilakukan upaya promosi kesehatan tentang perilaku
hidup bersih, mencuci tangan dengan sabun serta upaya pemberian rehidrasi oral.
Hal yang tidak kalah pentingnya untuk menurunkan angka kematian anak adalah
imunisasi. Imunisasi bertujuan mencegah dn mengurangi kejadian penyakit yang
bisa dicegah dengan imunisasi serta mencegah terjadinya komplikasi berat yang
bisa menyebabkan kematian.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Secara substansi dan kerja, seorang SKM akan sangat berbeda
dengan dokter yang lebih bekerja pada bagian kuratif (pengobatan) di dunia
kesehatan. sedangkan seorang perawat bekerja damal bidang rehabilitatif yaitu
penyembuhan
Saat ini sarjana kesehatan masyarakat sangat banyak
dibutuhkan setelah disadari bahwa dari seluruh masyarakat. jumlah orang sakit
hanya sekitar 15-20%. sisanya sekitar 85-80% lagi merupakan orang sehat. yang
jika tidak dijaga kesehatannya akan sakit juga.
Jadi SKM harus mampu mengajak masyarakat 85-80% tadi untuk
menjaga kesehatannya, terutama kesehatan Ibu dan Bayi, yang dimulai dengan
personal higiene nya terlebih dahulu. kemudian menyehatkan sekitarnya sehingga
meminimalisir penularan penyakit dan kejadian penyakit. Jadi sekali lagi. SKM
itu berbeda dengan dokter dan perawat.
Saran
Kemampuan multi disiplin dan pengalaman yang luas
dari sarjana kesehatan masyarakat sangat penting untuk menunjang
profesionalisme SKM di masa yang akan datang.Profesionalisme SKM sangat
dituntut untuk memberikan layanan ke public berdasarkan kompetensi keilmuan
yang dimiliki, bekerja secara tulus, terbuka pada perubahan dan berani menjadi
pemimpin.
Untuk dapat mengikuti perubahan dunia kerja yang
sangat dinamis, SKM dituntut untuk terus belajar untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya sehingga mampu berinovasi berdasarkan kebutuhan pekerjaan. SKM
ke depan harus bersifat multi talenta, sehingga dapat menembus batas-batas
keilmuan bidang kesehatan yang begitu luas maupun disiplin lainnya.
Daftar Pustaka
Baum, Fran (2008).
The new public health, Oxford university press, Australia
Covey, Stephen (2004). First things first. Interaksara, Batamcenter.
Depkes (2008). Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang
Covey, Stephen (2004). First things first. Interaksara, Batamcenter.
Depkes (2008). Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang
berkualitas.
RI.
Depkes RI. 2001. Rencana
Strategis Nasional Making Pregnancy Safer [MPS]
di Indonesia 2001-2010
Dokter, Bidan dan Perawat Rumah
Sakit, Depkes RI
Hackman, Michael and Johnson, Craig (2004). Leadership. Waveland Press,
Hackman, Michael and Johnson, Craig (2004). Leadership. Waveland Press,
USA.
Kepmen Dikti, (1993).
Gelar dan sebutan lulusan perguruan Tinggi
Public Health Karier. http://www.whatpublichealth.org
Kosim, M.S [ed] Buku Panduan
Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk
Kotch, J.B [ed], 1997. Maternal
and Child Health. Aspen Publishers
Inc.Maryland
Rivai, Veithzal
(2004). Kiat memimpin dalam abad ke 21. Murai kencana,
Jakarta.
Robbin, Stephen, at.all (2008). Organisational Behaviour. 5th edition. Pearson
Robbin, Stephen, at.all (2008). Organisational Behaviour. 5th edition. Pearson
Education
Australia.
Shortel, Stephen and Kaluzny, Arnold (1997). Essential of health care
Shortel, Stephen and Kaluzny, Arnold (1997). Essential of health care
management.
Dalmar Publisher, USA.
Syafiq, Ahmad dan Fikawati, Sandra(2005). Kompetensi yang dibutuhklan
Syafiq, Ahmad dan Fikawati, Sandra(2005). Kompetensi yang dibutuhklan
dalam
dunia kerja.
Satgas Imunisasi IDAI. Buku
Imunisasi di Indonesia
2 komentar
Waah terimakasih banyak informasinyaa! Sangat lengkap dan berguna sekalii! Sukses selaluu
Replyklik disini
ReplyTENTANG GAYA HIDUP JAMAN NOW
TENTANG GAYA HIDUP
BERGAYA TENTANG GAYA HIDUP APA ADANYAT
ENTANG HIDUP SEDERHANA
klik disini
mengatasi masalah rumah tangga
solusi rumah tangga yang hancur
gimana sih mengatasi masalah dalam rumah tangga
youtube
TEAM ONGKEK
Posting Komentar