BAB
I
PENDAHULUAN
2.1.
Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menggapai globalisasi serta
kemajuan dalam persaingan bisnis saat ini yang semakin kompleks, setiap
perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan daya saing dan mempersiapkan diri
menjadi perusahaan yang kompetitif.
Keberhasilan pelaku bisnis atau dunia usaha dimasa lalu atau dimasa
sekarang terpaku pada investasi atau asset yang dimilikinya, mungkin ada
benarnya karena memalui investasi atau modal yang ditanamkan itu merupakan
salah satu faktor modal dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam menunjang
bisnis tersebut, termasuk biaya operasionalnya. Namun, yang tidak kalah
pentingnya adalah bagaimana mendapatkan Sumber Daya Manusia yang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia usaha tersebut, disamping
bagaimana mempertahankan Sumber Daya Manusia yang dapat bekerja secara efektif,
efesien dan optimal sehingga produktivitas sesuai dengan yang diharapkan.
Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan
dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku
aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan menempati posisi yang amat
strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam mendukung
tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.
Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan agar efektif dan efesien dalam menunjang tercapainya tujuan
organiasi atau perusahaan.
Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia perlu dikelola dan dikembangkan
secara terus menerus agar diperoleh Sumber Daya Manusia a yang bermutu dalam
arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan menghasilkan
sesuatu yang memang dikehendaki. Bermutu bukan hanya berarti pandai saja tetapi
memenuhi semua syarat kualitas yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan
itu benar – benar dapat diselesaikan sesuai rencana (Sedarmayanti, 2001 : 17).
Organisasi perusahaan senantiasa melibatkan beberapa ornag dan mereka
saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam sebuah
struktur dimana dapat membantu di dalam usaha dalam mencapai tujuan bersama.
Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi perusahaan dapat mencapai prestasi,
maka tidak hanya sekedar organisasi yang merupakan sekumpulan orang saja,
melainkan perlengkapan termasuk mesin –mesin, metode kerja, waktu, bahan baku
yang umumnya disebut sebagai sumber modal. Setiap organisasi perusahaan
menginginkan agar pelaksanaan kerja dan penggunaan sumber tersebut benar –benar
dapat berdaya guna. Dengan demikian perlu adanya pengukuran, pengarahan, dan
pengawasan. Uaha mengatur dan mengarahkan sumber daya ini baik, manusianya
maupun peralatannya disebut manajemen. Keefektifan organiasi perusahaan dapat
tercapai apabila manajemen dapat memusatkan perhatiannya.
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi
perusahaan, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas
atau fungsi manajemen. Karena merekalah yang memiliki daya kemampuan
mempengaruhi dan menggerakan manusia lainnya untuk bekerja mencapai tujuan.
Peranan pimpinan dalam setiap organisasi atau perusahaan sekecil apa pun
tingkat kepemimpinannya, sangatlah dominan dalam mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas organisasi atau perusahaan tersebut.
Tujuan
perusahaan akan sulit dicapai, bila para karyawan tidak mau menggali potensi
yang ada dalam dirinya untuk bekerja samaksimal mungkin. oleh sebab itu, tugas
pimpinan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan adalah bagaimana para
karyawan tersebut tetap bergairah dalam bekerja dan selalu mempunyai perilaku
positif dalam melaksanakan tugasnya.
2.1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
“Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap produktivitas kinerja karyawan?”
2.1.
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap
produktivitas kinerja karyawan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
memegang peranan penting dalam manajemen. Oleh karena itu kepemipinan sangat
dibutuhkan dibutuhkan manusia, karena adnya keterbatasan-keterbatasan tertentu
pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin.
Menurut Ishak Arep
(2003:93) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau
mempengaruhi orang lain atau masayrakat berbeda-beda untuk mencapai tujuan
tertentu.
Setiap pemimpin
memiliki gaya kepemimpianannya sendiri. Keberhasilan gaya pemimpin sangat
tergantung pada keadaan perusahaan yang dipimpinnya.
Menurut George R.
Terry, ada enam gaya kepemimpinan yaitu :
1.
Kepemimpinan pribadi
Kepemimpinan pribadi dilaksanakan
mellaui hubungan pribadi. Petunjuk-petunjuk dan dorongan atau motivasi
diberikan secara pribadi oleh pihak pimpinan. Tipe pemimpin seperti ini sering
dianut oleh prusahaan-perusahaan kecil karena kompleksitas tenaga kerja maupun
kegiatannya amatlah kecil, sehingga pelaksanannya mudah dan sangat efektif
untuk dilaksanakan.
2.
Kepemimpinan non pribadi
Segala kebijakan dan peraturan yang
berlaku pada perusahaan melalui bawahannya atau media non pribadi serta
kepercayaan-kepercayaan baik rencana-rencana. Pada tipe ini sangatlah berperan
pendelegasian wewenang.
3.
Kepemimpinan otoritas
Kepemimpinan jenis ini didasarkan
pada anggapan bahwa kepemimpinan merupakan suatu hak dan pemimpin bersifat agak
kaku. Tugas-tugas, fasilitas-fasiltas, diberlakukan tanpa ada konsultasi dengan
petugas yang melaksanakan tugas.
4.
Kepemimpinan demokrasi
Kepemimpinan jenis ini ditandai oleh
partisipasi kelompok dan diproduktifkan opini-opininya.
5.
Kepemimpinan peternalistis
Kepemimpinan jenis ini ditandai oleh
suatu pengaruh yang paternal atau kebapakan dalam hubungan antar pemimpin
kelompok. Tujuannya untuk memberi arahan dan melindungi.
6.
Kepemimpinan bakat
Kepemipinan yang timbul dari orang-orang
kelompok organisasi sosial informal. Kelompok ini saling mempengaruhi diri
seseorang dengan orang lain pada pekerjaan.
Menurut Mijlus tanggung jawab
pemimpin adalah sebagai berikut :
a.
Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas
(dalam arti kuantitas, kualitas, keamanan, dan sebagainya).
b.
Melengkapi para karyawan dengan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas.
c.
Mengkomunikasikan karyawan tentang apa yang
diharapkan dari mereka.
d.
Memberikan susunan imbalan atau hadiah yang
sepadan untuk mendorong prestasi.
e.
Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan
mengundang partisipasi apabila memungkinkan.
f.
Menghilangkan hambatan untuk melaksanakan
pekerjaan yang efektif.
g.
Menilai pelaksanaan pekerjaan dan
mengkomunikasikan hasilnya.
h.
Menunjukkan perhatian kepada bawahan. Yang
penting dalam hal ini adalah tanggung jawab dalam memadukan seluruh kegiatan
dalam mencapai tujuan organisasi tersebut seharmonis mungkin, sehingga
tercapainya tujuan organisasi tersebut efektif dan efisien.
Wewenang
kepemimpinan adalah wewenang yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
memimpin bawahannya dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
2.2. Produktivitas Kerja
Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Cara
kerja hari ini harus lebih baik, dan hsil esok hari harus lebih banyak.
Sikap yang demikian selalu membuat seseorang untuk mencari
perbaikan-perbaikan dan peningkatan. Orang yang mempunyai sikap tersebut
terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif serta terbuka, tetapi kritis
terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.
Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin,
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Menurut Ravianto. J (2004:4) secara umum produktivitas mengandung
pengertian antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja satuan
waktu. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses peningkatan
produktivitas karena manusia bersifat dinamis. Alat produksi dan kemajuan
teknologi lebih bersifat statis yang hanya dapat digerakan oleh manusia.
Tingkat produktivitas yang tinggi merupakan harapan dari setiap perusahaan.
Dalam meningkatkan produktivitas kerja, banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi
seperti, kenaikan upah atau gaji yang adil dan layak, suasana atau lingkungan
kerja yang menyenangkan, kesempatan berkarier, kesempatan untuk maju, fasilitas
yang mendukung, dan lain-lain.
Menurut Dr.
Sedarmayanti, M. Pd (2001:72-76) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1.
Sikap mental
Sikap mental berupa motivasi kerja.
Motivasi adalah gaya dorong yang dimiliki, baik secara intrinsik maupun
ekstrinsik yang membuat karyawan mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga
menggunakan seluruh kemampuannya untuk mencapai tujuan.
2.
Pendidikan
Pada umumnya organisasi yang memiliki
pendidikan (formal dan non formal) yang lebih tinggi akan memounyai wawasan
yang lebih luas akan arti penting produktivitas. Tingginya kesadaran akan
pentingnya produkivitas dapat mendoring pegawai yang bersangkutan melakukan
tindakan yang produktif.
3.
Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai
semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas
kerja dengan baik. Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan
pengalaman yang cukup.
4.
Manajemen
Pengertian manajemen di sini dapat
dikaitkan dengan sistem yang diterapkan
oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengandalkan staf atau
bawahannya. Apabila manajemennya tepat, maka akan menimbulkan semangat yang
lebih tinggi sehingga akan mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang
paling produktif.
5.
Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Dengan menerapkan Hubungan Industrial
Pancasila, maka akan :
a.
Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan
motivasi kerja secara produktif sehingga produktivitas dapat meningkat.
b.
Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan
dinamis, sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan
produktivitas.
c.
Menciptakan harkat dan martabat pegawai,
sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan
produktivitas.
6.
Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai,
maka akan menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
7.
Gizi dan kesehatan
Apabila pegawai dipenuhi gizinya dan
berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi jika mempunyai semangat
yang tinggi, maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
8.
Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh
suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian
dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial terpenuhi, maka akan dapat
menimbulkan kesenangan bekerja sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang
dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
9.
Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik
akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab
untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju ke arah peningkatan
produktivitas.
10. Sarana
produksi
Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik,
kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.
11. Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat
dan lebih maju tingkatannya, maka akan :
a.
Tepat waktu dalam proses penyelesaian produksi.
b.
Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan
bermutu.
c.
Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.
Dengan memperhatikan hal tersebut, maka penerapan teknologi dapat
mendukung peningkatan produktivitas.
12. Kesempatan
berprestasi
Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan
peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan
bermanfaat bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan
untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan
dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Kiat meningkatkan produktivitas
kerja adalah sebagai berikut :
a.
Usaha untuk maju
Dalam hal ini karyawan selalu
berusaha dalam meningkatkan kemajuannya dalam bekerja ataupun prestasi
karyawan.
b.
Kesempatan kerja
Atasan memberikan kepercayaan kepada
bawahan untuk memberikan kesempatan kerja kepada bawahan sehingga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan mampu dalam melakukan tugas dan pekerjaan
yang lain dalam pengembangan kariernya.
c.
Keidsiplinan
Di mana karyawan secara sadar dan
rela mau menaati dan melaksanakan seluruh norma-norma moral dan etika,
keberadaan di tempat tugas sesuai dengan jam kerja yang berlaku. Kesediaan
bekerja lembur apabila diminta, kewajiban lapor pada atasan apabila seseorang
terpaksa mangkir atau sakit, termasuk kedisiplinan dalam berpakaian.
d.
Hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara atasan dan
bawahan secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja
karyawan itu sendiri. Sebagaimana dilakukan oleh atasan terhadap bawahan dalam
menjalin hubungan yang baik dalam bekerja.
2.3.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Produktivitas Kerja
Seperti kita ketahui bahwa gaya kepemimpinan merupakan proses di mana
seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinannya
sendiri. Seorang pemimpin yang baik sangat bergantung pada kemampuan pemimpin
tersebut dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang
dihadapinya.
“Manajer yang baik adalah orang yang dapat memelihara keseimbangan yang
tinggi dalam menilai secara tepat kekuatan yang menilai perilakunya yang paling
cocok bagi waktu tertentu dan benar-benar mampu bertindak demikian.” (Gibson,
2001:285).
Keberhasilan perusahaan pada dasarnya ditopang oleh kepemimpinan yang
efektif, di mana dengan kepemimpinannya itu dapat mempengaruhi bawahannya untuk
membangkitkan motovasi kerja mereka agar berprestasi dalam tujuan bersama.
Menurut Dale Timple (1999:31), pemimpin merupakan orang yang menerapkan
prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jika
bekerjasama dengan orang, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran
perusahaan.
Dengan mengerti dan mengetahui hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi
dalam diri seseorang yang merupakan kunci untuk mengatur orang lain. Tugas
pemimpin adalah mengidentifikasikan dan memotivasi karyawan agar dapat
berprestasi dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap produktivitas kerja karyawan.
Peranan faktor manusia
senantiasa memperhatikan keinginan dan kemampuan setiap karyawan. Setiap
karyawan di dalam perusahaan harus senantiasa dipelihara dan dikembangkan
kemampuannya untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan kerja karyawan adalah
tugas pemimpin dalam mengidentifikasikan dan mengaktifkan motivasi karyawan
agar dapat berprestasi dengan baik yang akhirnya akan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Seorang
pemimpin yang baik adalah seseorang yang bisa memimpin bawahannya untuk menjadi
orang yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ada berbagai macam gaya
kepemimpinan dalam perusahaan. Keberhasilan gaya kepemimpinan ini tergantung
dari lingkungan perusahaan yang dipimpinnya.
Produktivitas
kerja karyawan yang baik adalah karyawan yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerjanya setiap hari. Karyawan yang memiliki prinsip
bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Produktivitas kerja karyawan
dipengaruhi oelh bebrapa faktor.
Pemimpin
perusahaan merupakan roda penggerak bagi perjalanan roda perusahaan. Pimpinan
harus memiliki kemampuan memimpin karyawan dengan jujur, disiplin, sehingga
karyawan akan hormat dan segan. Kepemimpinan kerja seseorang sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. Wibowo, SE.,M.Phil. ,
2007. Manajemen Kinerja, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
James A.F. Stoner / Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV. Intermedia Jakarta.
James A.F. Stoner / Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV. Intermedia Jakarta.
1 komentar:
makasih gan referensinya, semoga bermanfaat
ReplyPosting Komentar